Menumbuhkan Guru yang Adaptif dan Reflektif: PKBM Subulussalam Gelar Workshop Peningkatan Mutu Pendidik

Demak, 24–25 Mei 2025 — Komitmen untuk terus mengembangkan kualitas pendidikan nonformal kembali dibuktikan oleh PKBM Subulussalam melalui penyelenggaraan Workshop Peningkatan Mutu Pendidik yang berlangsung selama dua hari pada Sabtu dan Minggu, 24–25 Mei 2025. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh tutor PKBM dari berbagai jenjang dan program, serta menjadi ajang penting untuk memperkuat kompetensi, memperluas wawasan, dan membangun budaya reflektif di kalangan pendidik. Bertempat di aula utama PKBM Subulussalam, workshop menghadirkan narasumber nasional, Drs. Fauzi Eko Pranyono, M.Pd., seorang ahli kurikulum dan pelatih pendidik yang telah malang melintang di dunia pendidikan nonformal. Kehadirannya memberi nuansa hangat, inspiratif, sekaligus membangkitkan semangat para tutor untuk terus bertumbuh sebagai fasilitator belajar yang tangguh dan adaptif. Hari Pertama: Strategi Kurikulum dalam Pendidikan Nonformal Materi pada hari pertama berfokus pada pemahaman dan penerapan Kurikulum Merdeka dalam konteks pendidikan nonformal. Drs. Fauzi menekankan bahwa kurikulum di PKBM tidak bisa diperlakukan secara kaku seperti di pendidikan formal. Sebaliknya, ia harus lentur dan kontekstual—disesuaikan dengan kondisi peserta didik yang sangat beragam, mulai dari usia, latar belakang pekerjaan, hingga waktu belajar. Para tutor tidak hanya diberikan teori, tetapi juga diajak mempraktikkan langsung penyusunan perangkat ajar yang sederhana namun aplikatif, termasuk strategi pengajaran berbasis pengalaman hidup peserta didik. Diskusi berlangsung hangat, penuh ide-ide segar dari para tutor yang sehari-hari menghadapi dinamika pendidikan masyarakat akar rumput. “Pendidikan nonformal itu tentang fleksibilitas dan relevansi. Kita tidak sedang mencetak siswa, tapi sedang membangun manusia yang punya kesempatan kedua untuk belajar,” tegas Drs. Fauzi dalam salah satu sesinya. Hari Kedua: Membangun Kesadaran Reflektif dan Etika Asesmen Sesi hari kedua beralih pada isu penting yang sering kali terabaikan: pengembangan diri pendidik melalui kebiasaan refleksi dan praktik asesmen yang adil dan humanis. Melalui pendekatan dialogis dan metode journaling, peserta diajak mengenali kekuatan dan tantangan pribadi mereka sebagai guru. Topik ini menjadi sangat relevan, mengingat karakteristik peserta didik PKBM yang tidak selalu stabil dalam kehadiran dan konsistensi. Dalam sesi ini juga dibahas cara menyikapi peserta didik yang sering absen, pentingnya catatan kehadiran, penilaian otentik berbasis proses, serta bagaimana menjaga akurasi dan integritas data dalam sistem DAPODIK agar tidak menimbulkan masalah hukum di kemudian hari. “Guru yang reflektif adalah guru yang terus bertumbuh. Mereka tidak hanya sibuk mengajar, tapi juga berani mengevaluasi dan memperbaiki dirinya,” ujar Drs. Fauzi dalam sesi refleksi bersama. Podcast OBRAZ Eps. 3: Pendidikan Nonformal dalam Sorotan Menariknya, pada akhir sesi hari kedua, Drs. Fauzi juga menyempatkan diri untuk hadir sebagai narasumber Podcast OBRAS (Obrolan Ringan Ala Subulussalam ) Episode 3, yang direkam di studio sederhana PKBM Subulussalam. Podcast ini merupakan bagian dari program digitalisasi dan publikasi PKBM yang bertujuan menyebarkan wawasan pendidikan kepada masyarakat luas. Dalam podcast berdurasi hampir satu jam itu, Pak Fauzi mengulas banyak aspek penting dalam penyelenggaraan PKBM, mulai dari perbedaan mendasar antara pendidikan formal dan nonformal, sasaran peserta didik PKBM yang unik, hingga model pembelajaran yang ideal untuk mereka yang belajar di luar sistem sekolah biasa. Beliau juga membahas tantangan program “Ayo Sekolah Kembali” dari pemerintah, di mana PKBM menjadi ujung tombak dalam menjangkau anak-anak tidak sekolah (ATS). Ia menekankan perlunya pendekatan yang empatik dan tidak birokratis dalam menghadapi peserta didik yang tidak konsisten kehadirannya, serta bagaimana menyikapinya tanpa langsung mengambil langkah pemutusan. Dalam segmen lainnya, Pak Fauzi membahas sumber pendanaan PKBM, legalitas peserta didik dalam DAPODIK, pentingnya pencatatan rekam jejak peserta yang valid dan akurat, hingga kebijakan baru mengenai e-ijazah yang mulai diberlakukan tahun 2025. Ia juga menyinggung kurikulum baru yang sedang digaungkan oleh Menteri Pendidikan pasca pelantikan Presiden Prabowo, yakni pembelajaran Deep Learning—sebuah pendekatan yang menekankan pada pemahaman mendalam, bukan sekadar hafalan atau capaian nilai akhir. Menurutnya, pembelajaran seperti ini sangat cocok diterapkan di PKBM yang menangani peserta didik dengan pengalaman hidup yang kaya dan beragam. Podcast ini ditutup dengan pesan menyentuh bagi para pendidik: “PKBM adalah tempat kedua bagi banyak orang untuk bangkit. Jadilah guru yang membuka jalan, bukan menutup kemungkinan.” Antusiasme dan Harapan Baru Workshop ini meninggalkan kesan mendalam bagi para peserta. Banyak tutor yang mengungkapkan rasa syukur atas kesempatan langka ini—bukan hanya karena ilmu yang didapat, tapi juga karena energi positif yang menguatkan semangat mereka dalam melayani masyarakat. PKBM Subulussalam berkomitmen menjadikan pelatihan serupa sebagai program rutin untuk memastikan kualitas pendidikan terus ditingkatkan. Seluruh materi, dokumentasi kegiatan, dan tayangan Podcast OBRAS Eps. 3 dapat diakses melalui laman resmi pkbmsubulussalam.id.

Arika Fitriani, S.Pd

6/3/20251 min read

Pada kesempatan kali ini, Bapak Drs Fauzi Eko Pranyono, M.Pd berbagi pengalamannya dalam PODCAST Obras eps 3